PERSAHABATAN
Suasana halte di musim
hujan sangatlah sesak , seorang gadis yang sedang duduk di sebuah halte memakai pakaian tebal untuk
melindungi diri dari kedinginan. Gadis itu mempunyai paras wajah yang cantik
dengan bola mata yang besar dan berwarna coklat, Gadis itu bernama “Liana
Guntoro”.
Dari kejauhan suara lembut menyapanya sambil berlari kecil “ Liana, maaf aku terlambat,apa kamu sudah lama menungguku”.
Dari kejauhan suara lembut menyapanya sambil berlari kecil “ Liana, maaf aku terlambat,apa kamu sudah lama menungguku”.
Liana pun menghampirinya “cukup lama, sampai
membuatku mati kedinginan Risa ??
“ ah.. kamu ini, kalau
kamu kedinginan tinggal dipanaskan saja, hahaha”. Dengan senyuman ringan risa
membalasnya.
“ya sudahlah, ayo kita pergi,kita udah telat
nich..”
“ayo”.
Risa adalah
sahabat liana di SMP, pesahabatan antara
liana dan risa sudah terjalin dari sekolah dasar, suka dan duka sudah mereka
lalui.
“hei semua, maaf kami
telat”
”hm..kalian ini, kita
yang sudah kelas 3, seharusnya memberikan contoh yang baik kepada adik kelas,
“jawab ria
“sorry..sorry,ria”
Liana
yang asyik dengan kegiatannya disaat bapak guru saedang menjelasakan materi,
risa yang sedang melihat liana menjaili sahabatnya itu.
“Oi...!!!”
“Ya
tuhan” saking terkejutunya liana berdiri dirunag kelas
“Ada
apa kamu liana ??, apa pelajaran saya ajarakan ada yang salah” sahut guru yang
didepan.
“
Ngk...Nggak pak”
“Hahahahahha”
teman-teman sekelas menertawai keadaan liana yang linglung sendiri
“sudah-sudah,
diam semua, kitan lanjutkan pelajaran”
“Ada
apa denganmu liana??, apa yang kau pikirkan??” sahut risa dengan berbisik.
“hmm..
nggak ada”
****
Waktu, hanya waktu
yang bisa membuat seorang Liana Guntoro bisa melupakan kepahitan hidupnya.
Kisah yang hanya dibaluti kabut hitam tanpa secercah cahaya dan harapan.
“aku pulang mbok”
“ah,, nona sudah
pulang”, “bagaimana sekolahnya non??”
“baik mbok”, “mama
mana mbok??”
“ada dikamar non”
“tolong mbok tarok
tas saya dikamar”
“ya non”
Dengan langkah
kecil dengan kepenatannya liana mengampiri kamar ibunya.
“siang mama”
Sang ibu yang
hanya bisa diam dan mengedipkan matanya. Liana menatap wajah ibunya yang lesu tanpa
secercah senyum yang menghiasi wajahnya.“ma,kapan
mama akan memanggilku”, “kapan mama akan mengatakan selamat datang kepadaku,”
kapan mama akan mengatakan bagaimana sekolahku dan kapan mama akan mengtakan
dimana papa, papa yang sudah pergi entah kemana meninggalkan kita dengan
keadaan ini”
aku pulang mama”,
“mama tau nggak..” disekolah tadi pelajarannya cukup sulit untuk ku pahami”
Dengan senyumnya
yang indah liana menceritakan kegitaannya dengan penuh keceriaan kepada ibunya
yang hanya bisa duduk dikursi roda dengan tatapan kosong.
***
Riuk pikuk suara memadati kantin sekolah, para siswa
sudah mulai mengsi perut mereka yang sudah keroncongan. Begitu puladengan tiga
sahabat ini, sedari tadi dikelas mereka sudah menahan lapaar.
“aduh... perutku sudah tak tahan lagi, bunyi peutku
ini sungguh berisik, ayo kita santap makanan ini ria”
“tunggu dulu, liana tadi kemana ya risa”
“dia ke toilet”, “kita makan duluan aja ria”
“baiklah”
Waktu berlalu, jam istirahat pun sudah mulai berakhir. Sosok liana
yang ditunggu dari tadi tak kunjung terlihat. Dengan rasa cemas, risa dan ria
mencari liana dikelas.
“ada apa dengan liana ris??, aku perhatikan
belakangan ini dia menjaga jarak dengan kita”
“aku juga nggak tau ria, dia kelihatan murung”
disaat aku ingin bertanya, aku mengurungkan niat ku”
“apa kita berdua perlu bicara dengan liana ris??”
“ya, sebaiknya begitu ria”, aku sangat cemas dengan
keadaanya sekarang, yang dulunya dia open dengan kita, sekarang malah tertutup.”
“ baiklah ria, bagimana sepulang sekolah nanti kita
berbicara denganya”
Sesampaniya risa dan ria dikelas, mereka melihat
liana susdah duduk di kursinya. Dengan senyuman hangat, ria mendekati liana
begitu juga dengan risa.
“kenapa kamu nggak jadi keknatin liana??”
“aku tidak lapar ria, habis dari toilet aku langsung
ke kelas”
Risa dan ria saling melirik, dan ingin mengutarakan
sesuatu pada liana.
“liana, sepulang sekolah nanti, maukah kamu
bergabung dengan kami mengerjakan tugas kelompok di rumah risa”
“ hmmm... haruskah??”
“tentu saja liana, ini tugas kita bersama”
“iya ria, aku hanya bercanda”, dengan seyum yang
lebar liana meyenggol tangan ria.
***
Matahari begitu terik siang ini, ria, risa, dan
liana sedang asyik bercengkrama di gazebo belakang rumah risa sambil ditemani
segelas minuman dingin serta cemilan.
“hei...hei.. liana”, aku nggak mengerti dengan rumus
ini??”
“iya ya liana, aku juga kurang memahami ini??”
“begini ya risa dan ria, kalau rumus ini sebaiknya
begini.....” kalian berdua sudah paham dengan penjelasanku.
“ kami sudah paham kok liana, iya kan risa”
“iya ria, ini sich centil buat ku”
“hmmm. Liana melirik ke arah risa dan tersenyum, mereka pun tertawa
melihat kelakukan ria.
“akhirnya tugas kita selesai juga sahut liana, udah
jam segini lagi, sebaiknya aku pulang duluan ya ria”
Risa dan ria saling
meyenggol siku dan saling melirik satu sama lain
“kamu deh yang ngomong
ria”, sambil berbisik kepada risa.
“kamu aja lah risa yang
ngomong ama liana”
“hmmm. Baiklah ria”
Dengan rasa bingung dan
penasaran, akhirnya risa memberanikan dirinya untuk berbicara dengan liana.
“liana, boleh kami
berbicara sebentar denganmu..??”
“yang mana lagi belum
dimnegerti??”
“bukan, bukan masalah
tugas liana??”
Dengan sedikit rasa
kaget dan ragu liana menganggukan
kepalanya.
“begini liana, apa kamu
sedang ada dalam masalah??”
“kenapa kalian bertanya
seperti itu??”
“kami melihat kamu
belakangan ini begitu suram dan tidak bersemangat”
“tidak ada, mungkin
perasaan kalian saja”
“liana, kami tau kalau
kami bukan keluargamu tapi kamu adalah sahabat kami, bila kamu ada masalah
berbagilah dengan kami”
“tidak, aku tidak ada
masalah” liana menjawab sambil memalingkan wajahnya.
“liana, jangan kamu
sembunyikan lagi, kita sudah lama bersahabat, kami tau ada yang tidak beres
denganmu”
“sudah kubilang tidak
ada” liana menjawab dengan nada yang meninggi .
“baiklah, kalau kamu
tidak ingin berbagi masalah untuk saat ini tidak apa-apa, tapi satu hal kami
ingatkan kepadamu liana, kita adalah sahabat, dimana tidak hanya berbagi
kesenangan semata tapi juga berbagi kessediahn.”
Mendengar kata-kata
risa, liana melihat dua sahabatnya.
“risa, ria,.benar
dugaan kalian berdua, tapi untuk saat ini aku belum bisa menceritakannya, aku
berharap kalian mengerti keadaan ku ini”
“baiklah liana” risa
mendekat dan memeluk liana sahabtnya itu, begitu pula dengan ria.
***
BERSAMBUNG, tunggu lanjutan senin depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar