Selasa, 08 September 2015

CERITA- baca yuk

                   PERSAHABATAN

Suasana halte di musim hujan sangatlah sesak , seorang gadis yang sedang duduk  di sebuah halte memakai pakaian tebal untuk melindungi diri dari kedinginan. Gadis itu mempunyai paras wajah yang cantik dengan bola mata yang besar dan berwarna coklat, Gadis itu bernama “Liana Guntoro”.
Dari kejauhan suara lembut menyapanya sambil berlari kecil “ Liana, maaf aku terlambat,apa kamu sudah lama menungguku”.
 Liana pun menghampirinya “cukup lama, sampai membuatku mati kedinginan Risa ??
“ ah.. kamu ini, kalau kamu kedinginan tinggal dipanaskan saja, hahaha”. Dengan senyuman ringan risa membalasnya.
 “ya sudahlah, ayo kita pergi,kita udah telat nich..”
“ayo”.
Risa adalah sahabat  liana di SMP, pesahabatan antara liana dan risa sudah terjalin dari sekolah dasar, suka dan duka sudah mereka lalui.
“hei semua, maaf kami telat”
”hm..kalian ini, kita yang sudah kelas 3, seharusnya memberikan contoh yang baik kepada adik kelas, “jawab ria
 “sorry..sorry,ria”
Liana yang asyik dengan kegiatannya disaat bapak guru saedang menjelasakan materi, risa yang sedang melihat liana menjaili sahabatnya itu.
“Oi...!!!”
“Ya tuhan” saking terkejutunya liana berdiri dirunag kelas
“Ada apa kamu liana ??, apa pelajaran saya ajarakan ada yang salah” sahut guru yang didepan.
“ Ngk...Nggak pak”
“Hahahahahha” teman-teman sekelas menertawai keadaan liana yang linglung sendiri
“sudah-sudah, diam semua, kitan lanjutkan pelajaran”
“Ada apa denganmu liana??, apa yang kau pikirkan??” sahut risa dengan berbisik.
“hmm.. nggak ada”
****
Waktu, hanya waktu yang bisa membuat seorang Liana Guntoro bisa melupakan kepahitan hidupnya. Kisah yang hanya dibaluti kabut hitam tanpa secercah cahaya dan harapan.
“aku pulang mbok”
“ah,, nona sudah pulang”, “bagaimana sekolahnya non??”
“baik mbok”, “mama mana mbok??”
“ada dikamar non”
“tolong mbok tarok tas saya dikamar”
“ya non”
Dengan langkah kecil dengan kepenatannya liana mengampiri kamar ibunya.
“siang mama”
Sang ibu yang hanya bisa diam dan mengedipkan matanya. Liana menatap wajah ibunya yang lesu tanpa secercah senyum yang menghiasi wajahnya.“ma,kapan mama akan memanggilku”, “kapan mama akan mengatakan selamat datang kepadaku,” kapan mama akan mengatakan bagaimana sekolahku dan kapan mama akan mengtakan dimana papa, papa yang sudah pergi entah kemana meninggalkan kita dengan keadaan ini”
aku pulang mama”, “mama tau nggak..” disekolah tadi pelajarannya cukup sulit untuk ku pahami”
Dengan senyumnya yang indah liana menceritakan kegitaannya dengan penuh keceriaan kepada ibunya yang hanya bisa duduk dikursi roda dengan tatapan kosong.
***

Riuk pikuk suara memadati kantin sekolah, para siswa sudah mulai mengsi perut mereka yang sudah keroncongan. Begitu puladengan tiga sahabat ini, sedari tadi dikelas mereka sudah menahan lapaar.
“aduh... perutku sudah tak tahan lagi, bunyi peutku ini sungguh berisik, ayo kita santap makanan ini ria”
“tunggu dulu, liana tadi kemana ya risa”
“dia ke toilet”, “kita makan duluan aja ria”
“baiklah”

Waktu berlalu, jam  istirahat pun sudah mulai berakhir. Sosok liana yang ditunggu dari tadi tak kunjung terlihat. Dengan rasa cemas, risa dan ria mencari liana dikelas.
“ada apa dengan liana ris??, aku perhatikan belakangan ini dia menjaga jarak dengan kita”
“aku juga nggak tau ria, dia kelihatan murung” disaat aku ingin bertanya, aku mengurungkan niat ku”
“apa kita berdua perlu bicara dengan liana ris??”
“ya, sebaiknya begitu ria”, aku sangat cemas dengan keadaanya sekarang, yang dulunya dia open dengan kita, sekarang malah tertutup.”
“ baiklah ria, bagimana sepulang sekolah nanti kita berbicara denganya”
Sesampaniya risa dan ria dikelas, mereka melihat liana susdah duduk di kursinya. Dengan senyuman hangat, ria mendekati liana begitu juga dengan risa.
“kenapa kamu nggak jadi keknatin liana??”
“aku tidak lapar ria, habis dari toilet aku langsung ke kelas”
Risa dan ria saling melirik, dan ingin mengutarakan sesuatu pada liana.
“liana, sepulang sekolah nanti, maukah kamu bergabung dengan kami mengerjakan tugas kelompok di rumah risa”
“ hmmm... haruskah??”
“tentu saja liana, ini tugas kita bersama”

“iya ria, aku hanya bercanda”, dengan seyum yang lebar liana meyenggol tangan ria.
***


Matahari begitu terik siang ini, ria, risa, dan liana sedang asyik bercengkrama di gazebo belakang rumah risa sambil ditemani segelas minuman dingin serta cemilan.
“hei...hei.. liana”, aku nggak mengerti dengan rumus ini??”
“iya ya liana, aku juga kurang memahami ini??”
“begini ya risa dan ria, kalau rumus ini sebaiknya begini.....” kalian berdua sudah paham dengan penjelasanku.
“ kami sudah paham kok liana, iya kan risa”
“iya ria, ini sich centil buat ku”
“hmmm. Liana melirik ke  arah risa dan tersenyum, mereka pun tertawa melihat kelakukan ria.
“akhirnya tugas kita selesai juga sahut liana, udah jam segini lagi, sebaiknya aku pulang duluan ya ria”
Risa dan ria saling meyenggol siku dan saling melirik satu sama lain
“kamu deh yang ngomong ria”, sambil berbisik kepada risa.
“kamu aja lah risa yang ngomong ama liana”
“hmmm. Baiklah ria”
Dengan rasa bingung dan penasaran, akhirnya risa memberanikan dirinya untuk berbicara dengan liana.
“liana, boleh kami berbicara sebentar denganmu..??”
“yang mana lagi belum dimnegerti??”
“bukan, bukan masalah tugas liana??”
Dengan sedikit rasa kaget dan ragu liana  menganggukan kepalanya.
“begini liana, apa kamu sedang ada dalam masalah??”
“kenapa kalian bertanya seperti itu??”
“kami melihat kamu belakangan ini begitu suram dan tidak bersemangat”
“tidak ada, mungkin perasaan kalian saja”
“liana, kami tau kalau kami bukan keluargamu tapi kamu adalah sahabat kami, bila kamu ada masalah berbagilah dengan kami”
“tidak, aku tidak ada masalah” liana menjawab sambil memalingkan wajahnya.
“liana, jangan kamu sembunyikan lagi, kita sudah lama bersahabat, kami tau ada yang tidak beres denganmu”
“sudah kubilang tidak ada” liana menjawab dengan nada yang meninggi .
“baiklah, kalau kamu tidak ingin berbagi masalah untuk saat ini tidak apa-apa, tapi satu hal kami ingatkan kepadamu liana, kita adalah sahabat, dimana tidak hanya berbagi kesenangan semata tapi juga berbagi kessediahn.”
Mendengar kata-kata risa, liana melihat dua sahabatnya.
“risa, ria,.benar dugaan kalian berdua, tapi untuk saat ini aku belum bisa menceritakannya, aku berharap kalian mengerti keadaan ku ini”
“baiklah liana” risa mendekat dan memeluk liana sahabtnya itu, begitu pula dengan ria.
***


BERSAMBUNG, tunggu lanjutan senin depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar