Sabtu, 21 Desember 2013

POPULASI DAN SAMPEL


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       LATAR BELAKANG
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi.
Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan.Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah.Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan penganalisaan data terhadap objek.




1.2.       RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahn dalam makalah ini yang akan dibahas pada bab berikutnya adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud populasi dan sampel?
2.      Bagaimana Rasional kegunaan sampel?
3.      Bagaimana teknik pengambilan sampel?
4.      Berapa besar ukuran sampel yang diambil dalam penelitian?

1.3.       TUJUAN MAKALAH
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah:
1.      Memahami pengertian dari populasi dan sampel
2.      Memahami bagaimana penggunaan sampel yang baik
3.      Mengetahui teknik pengambilan sampel
4.      Mengetahui ukuran besarnya sampel





BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       PENGERTIAN POPULASI DAN SAMPEL
Populasi berasal dari kata bahsa Inggris population, yang berarti julah penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata poulasi , orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, karena itulah makna kata populasi yang sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat populer, dan digunakan diberbagai disiplin ilmu.
Dalam metode penelitian kata populasi amat populer, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penlitian.. Oleh karenanya,  pengertian populasi dalam penelitian  adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan obyek penelitian. Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut.
Menurut Djawranto ( 1994 : 420).Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa orang-orang, institusi-institusi, benda-benda, dst.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena kebatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.
Menurut Djarwanto (1994:43) Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik populasi.




2.2.       RASIONAL PENGGUNAAN SAMPEL
Di dalam penelitian ilmiah, banyak masalah yang tidak dapat dipecahkan tanpa memanfaatkan teknik sampling. Penelitian kesehatan/keperawatan meliputi bidang yang sanat luas, yang terdiri dari berbagai sub bidang. Apabila dilakukan penelitian tidak hanya dapat dilakukan  terhadap unit atau sub bidang tertentu saja. Oleh sebab itu agar dapat dilakukan penelitian terhadap semua sub bidang dann dengan biaya yang murah, peneliti harus dapat melakukan sampling terhadap  objek yang ditelitinya. Kegunaan sampel dalam penelitian yaitu :
1)   Menghemat biaya
Proses penelitian memerlukan alat penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan sebagainyanya dimana semua itu memerlukan  biaya. Apabila penelitian itu dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti sudah barang tentu memerlukan lebih banyak biaya. Oleh sebab itu dengan sampling, dalam arti penelitian hanya dilakukan terhadap sebagian populasi, biaya tersebut dapat ditekan.
2)   Mempercepat pelaksanaan penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap objek yang banyak (seluruh populasi) jelas akan memakan waktu yang lama, bila dibandingkan dengan hanya  sebagian  populasi saja (sampel). Oleh sebab itu jelas bahwa penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel akan lebih cepat.
3)   Menghemat tenaga
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan terhadap seluruh populasi jelas akan memerlukan tenaga yang lebih banyak bila dibandingkan dengan penelitian yang hanya  dilakukan pada sebagian populasi (sampel).
4)   Memperkecil ruang lingkup penelitian
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan terhadap seluruh objek akan memakan waktu, tenaga, biaya dan fasulitas-fasilitas lain yang lebih besar. Apabila penelitian dilakukan terhadap sampel, maka dengan waktu, tenaga dan biaya yang sama  dapat dilakukan penelitian yang lebih luas ruang lingkupnya.
5)   Memperoleh  hasil yang lebih akurat.
Penelitian yang dilakukan terhadap populasi  jelas akan menyita sumber daya yang lebih besar, termasuk usaha-usaha analisis. Hal ini akan berpengaruh terhadap keakuratan hasil penelitian. Dengan mempergunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh hasil analisis yang lebih akurat.

2.3.       TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Pengambilan jumlah sampel dari populasi memiliki aturan atau ada tekniknya. Menggunakan teknik yang benar, sampel diharapkan dapat mewakali populasi, sehingga kesimpulan untuk sampel dapat digeneralisasi menjadi kesimpulan populasi. Pada dasarnya ada dua teknik pengambilan sampel dari populasi yaitu :
1.        Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi :
a.         Simple random sampling
Teknik adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.
Misalnya : “Populasi adalah siswa SD Negeri XX Jakarta yang berjumlah 500 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar 205.”
Jumlah sampel 205 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin.
b.        Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi.
Misalnya, populasi adalah karyawan PT. XYZ berjumlah 125. Dengan rumus Slovin (lihat contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah :
Marketing       : 15
Produksi         : 75
Penjualan       : 35
Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masinng bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas / jml populasi keseluruhan) x jumlah sampel yang ditentukan
Marketing       : 15 / 125 x 95            = 11,4 dibulatkan 11
Produksi         : 75 / 125 x 95            = 57
Penjualan       : 35 / 125 x 95            = 26.6 dibulatkan 27
Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57 + 27 = 95 sampel.
Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah keterogen (tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda dalam hal bidangkerja sehingga besaran sampel pada masing-masing strata atau kelompok diambil secara proporsional untuk memperoleh.
c.         Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip dengan proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidak proporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya.
Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu :
SMP    : 100 orang
SMA    : 700 orang
DIII     : 180 orang
S1        : 10 orang
S2        : 10 orang
Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.
d.        Cluster Sampling
Cluster sampling atau sampling area digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada masing-masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional stratified random sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja berbeda.
Contoh : Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
Ø  Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.
Ø  Tahap kedua. Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMU tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan / Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU yang dijadikan sampel ini diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan.
2.        Non Probabilty Sampel
Non Probabilty Sampel adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :
a.         Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampil berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya, penelitian tentang kinerja karyawan bagian marketing di suatu perusahaan. Mak kita buat daftar nama karyawan lalu ambil sampel, misalnya berdasarkan no. Ganjil, no. Genap, kelipatan 2,5 dan lain-lain.
b.         Sampling Kuota,        
Adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar guru. Jumlah Sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekolah.
c.         Sampling Insidential,
Insidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan (insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.Misalnya penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A. Sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke Mall A tersebut, maka siapa saja yang kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang berusia di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel.
d.        Sampling Purposive,
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Misalnya, peneliti ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui dengan jelas permasalahan ini. Atau penelitian tentang pola pembinaan olahraga renang. Maka sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian kualitatif.
e.         Sampling Jenuh,
Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Saya sendiri lebih senang menyebutnya total sampling.
Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.
f.          Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemudian terus membesar ibarat bola salju (seperti Multi Level Marketing….). Misalnya akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula adalah 5 orang Napi, kemudian terus berkembang pada pihak-pihak lain sehingga sampel atau responden teruuus berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan yang diteliti. Teknik ini juga lebih cocok untuk penelitian kualitatif.

2.4.       UKURAN BESARNYA SAMPEL
Beberapa pendapat ahli mengenai ukuran sampel adalah sebagai berikut :
1.        Gay dan Diehl (1992) berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-besarnya. Pendapat Gay dan Diehl (1992) ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat digenelisir. Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya.
a.         Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimunya adalah 10% dari populasi
b.         Jika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjek
c.         apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group
d.        Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group
2.        Tidak jauh berbeda dengan Gay dan Diehl, Roscoe (1975) juga memberikan beberapa panduan untuk menentukan ukuran sampel yaitu :
a.         Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian
b.         Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat
c.         Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian
d.        Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20
3.      Slovin (1960) menentukan ukuran sampel suatu populasi dengan formula
N = n/N(d)2 + 1
n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
4.        Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk :
a.         Penelitian deskriptif sebanyak 100
b.         Penelitian korelasional sebanyak 50
c.         Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30/group
d.        Penelitian eksperimental sebanyak 30/15 per group
5.        Malhotra (1993) memberikan panduan ukuran sampel yang diambil dapat ditentukan dengan cara mengalikan jumlah variabel dengan 5, atau 5x jumlah variabel. Dengan demikian jika jumlah variabel yang diamati berjumlah 20, maka sampel minimalnya adalah 5 x 20 = 100
6.        Arikunto Suharsimi (2005) memberikan pendapat sebagai berikut : “jika peneliti memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mareka dapat menentukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 – 150 orang, dan dalam pengumpulan datanya peneliti menggunakan angket, maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Namun apabila peneliti menggunakan teknik wawancara dan pengamatan, jumlah tersebut dapat dikurangi menurut teknik sampel dan sesuai dengan kemampuan peneliti.




BAB III
PENUTUP

3.1.       KESIMPULAN
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan obyek penelitian. Sedangkan Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri
Ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya.
1.        Jika penelitiannya bersifat deskriptf, maka sampel minimunya adalah 10% dari populasi
2.        Jika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjek
3.        Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group
4.        Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group

3.2.       SARAN
Dari penjelasan diatas, penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat memahami lebih dalam tentang populai dan sampel baik dalam pengertian populasi dan sampel, penggunaan sampel, teknik pengambilan sampel, dan ukuran sampel.















DAFTAR PUSTAKA

Faturrahman pupuh, 2011. metodologi penelitian pendidikan. Bandung : Cv Pustaka Setia.
Fungin burhan, 2011. metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Prenada Media.
Sangadji mamang etta, dkk. 2010. Metodologi penelitian: Yogyakarta. C.V ANDI OFFSET
http://www.plengdut.com/2013/08/pengertian-populasi-dan-sampel.html