BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hakikat Pembelajaran Pengayaan
dan Remidial Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau
kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh
kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Untuk memahami
pengertian program pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu perlu diperhatikan
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku berdasar
Permendiknas 22, 23, dan 24 Tahun 2006 pada dasarnya menganut sistem
pembelajaran berbasis kompetensi, sistem pembelajaran tuntas, dan sistem
pembelajaran yang memperhatikan dan melayani perbedaan individual peserta
didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik.
Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur dengan menggunakan sistem
penilaian acuan kriteria (PAK).
Berdasarkan uraian diatas,
maka penulis tertarik untuk membahasnya lebih lanjut dalam makalah ini dengan
judul : “PEMBELAJARAN PENGAYAAN DAN PROGRAM REMEDIAL”
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dapat ditentukan rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa Hakikat Pembelajaran Pengayaan?
2. Bagaimana Tujuan Pengayaan?
3.
Apa saja Jenis Pembelajaran Pengayaan?
4.
Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan?
5.
Apa Kesimpulan Pembelajaran Pengayaan?
6.
Apa Definisi Remedial?
7.
Apa saja Tujuan Remedial?
8.
Bagaimana Fungsi Remedial?
9.
Bagaimana Prosedur Remedial?
10. Apa saja Strategi dan
Teknik Remedial ?
11. Bagaimana Pelaksanaan
Kegiatan Remidial?
12. Kapan Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial?
13. Bagaimana Evaluasi
Pengajaran Remedial?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
perencanaan pengajaran ekonomi dan juga untuk membantu pembaca dalam
mendapatkan informasi mengenai pembelajaran pengayaan dan program remedial.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGAYAAN
A. Hakikat
Pembelajaran Pengayaan
Secara umum
pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang
melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua
peserta didik dapat melakukannya.
Kegiatan
pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar
mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa
waktu yang dimilikinya.
Kegiatan
pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar
yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya
guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik
terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran
dimulai. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai
strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif,
inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai
media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai
dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan
pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan
penilaian proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan
untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga
digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai
hambatan-hambatan. Dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru
harus memperhatikan:
1. faktor siswa,
baik faktor minat maupun faktor psikologis lainnya,
2. faktor manfaat
edukatif, dan
3. faktor waktu.
B.
Tujuan Pengayaan
Kegiatan
pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar
yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang
optimal.
C.
Jenis Pembelajaran
Pengayaan
Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan,
yaitu:
1. Kegiatan
eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta
didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb,
yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
2. Keterampilan
proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan
pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk
pembelajaran mandiri.
3. Pemecahan
masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar
lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan
masalah ditandai dengan:
a. identifikasi
bidang permasalahan yang akan dikerjakan
b. penentuan fokus
masalah/problem yang akan dipecahkan;
c. penggunaan
berbagai sumber;
d. pengumpulan
data menggunakan teknik yang relevan;
e. analisis data;
dan
f. penyimpulan
hasil investigasi.
Sekolah
tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat belajar dibanding
sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi
standari isi. Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki keunggulan
khusus.
D.
Pelaksanaan
Pembelajaran Pengayaan
Pemberian
pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta
didik yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas
belajarnya. Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh
langkah-langkah sistematis, yaitu (1) mengidentifikasi kelebihan kemampuan
peserta didik, dan (2) memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.
1. Identifikasi
Kelebihan Kemampuan Belajar
a. Tujuan
Identifikasi kemampuan berlebih peserta
didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar
peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:
1) Belajar lebih
cepat. Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan
cepatnya penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.
2) Menyimpan
informasi lebih mudah Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi
lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/
ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.
3) Keingintahuan
yang tinggi. Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang
peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.
4) Berpikir
mandiri. Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai
tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.
5) Superior dalam
berpikir abstrak. Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya
menyukai kegiatan pemecahan masalah.
6) Memiliki banyak
minat. Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam
banyak kegiatan.
b. Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain
melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.
1) Tes IQ
(Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan
spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logik/matematik,
kinestetik, naturalistik, dsb.
2) Tes inventori.
Tes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat,
minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.
3) Wawancara.
Wanwancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik
untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta
didik.
4) Pengamatan
(observasi). Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku
belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui
jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.
2. Bentuk
Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran
pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
1) Belajar
Kelompok. Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan
pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu
teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai
ketuntasan.
2) Belajar
mandiri. Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.
3) Pembelajaran
berbasis tema. Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik
dapat mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.
4) Pemadatan
kurikulum. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum
diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik
untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara
mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
Perlu diperhatikan bahwa
penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait dengan kegiatan
tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun demikian kegiatan
pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Sekolah dapat juga memfasilitasi
peserta didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan pengembangan
diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu, misalnya untuk bidang
sains. Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik
mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional maupun internasional
seperti olimpiade internasional fisika, kimia dan biologi.
Sebagai bagian integral dari kegiatan
pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan penilaian.
Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan
pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus dihargai
sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal.
REMEDIAL
A.
Definisi Remedial
Remedial
merupakan suatu treatmen atau bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar.
Berikut adalah beberapa program assesmen yang bisa dijalankan atau dijadikan
acuan dalam melakukan pengajaran remedial. Yang antara lain dalam bidang
berhitung, membaca pemahaman dan menulis.
Remediasi
mempunyai padanan remediation dalam bahasa Inggris. Kata ini berakar kata
‘toremedy’ yang bermakna menyembuhkan. Remediasi merujuk pada proses penyembuahan.
Remedial merupakan kata sifat. Karena itu dalam bahasa Inggris selalu bersama
dengan kata benda, misalnya ‘remedial work’, yaitu pekerjaan penyembuhan,
‘remeial teaching’ – pengajaran penyembuhan. Dsb. Di Indonesia, istilah
‘remedial’ sering ditulis berdiri sendiri sebagai kata benda. Mestinya
dituliskan menjadi pengajaran remeial, atau kegiatan remedial dsb. Dalam bagian
ini istilah remediasi dan remedial digunakan bersama-sama, yang merujuk pada
suatu proses membantu siswa mengatasi kesulitan belajar terutama mengatasi
miskonsepsimiskonsepsi yang dimiliki.
Dalam random
House Webster’s College Dictionary (1991), remediasi diartikan sebagai intended
to improve poor skill in specified field. Remediasi adalah kegiatan yang
dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan yang dilakukan siswa. Kalau dikaitkan
dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang kurang
berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya ditunjukkan oleh
ketidakberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi yang diharapkan dalam
pembelajaran.
Dari pengertian
di atas diketahui bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan
remediasi apabila kegiatan pembelajaran tersebut ditujukan untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Guru melaksanakan
perubahan dalam kegiatan pembelajarannya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi
para siswa.
Sifat pokok
kegiatan pembelajaran remedial ada tiga yaitu: (1) menyederhanakan konsep yang
komplek (2) menjelaskan konsep yang kabur (3) memperbaiki konsep yang salah
tafsir. Beberapa perlakuan yang dapat diberikan terhadap sifat pokok remedial
tersebut antara lain berupa: penjelasan oleh guru, pemberian rangkuman, dan
advance organizer, pemberian tugas dan lain-lain.
Pokok bahasan
yang belum dapat dikuasai peserta didik merupakan kesulitan belajar untuk
mempelajari pokok bahasan berikutnya. Kenyataan ini akan diperburuk kalau pokok
bahasan yang baru yang akan dipelajari memerlukan keterampilan prasyarat,
disisi lain pokok bahasan yang menjadi prasyarat belum tuntas. Kesulitan lain
untuk mencapai tingkat ketuntasan belajar anatara lain: perbedaan individual
diantara peserta didik dalam kelas dengan sistem pembelajaran klasikal.
Asumsi yang
mendasari pertimbangan metode pembelajaran remedial dengan pendekatan secara
individual terhadap peserta didik yang mengalami kesulita belajar dengan
pemberian rangkuman dan advance organizer adalah: (1) belajar hakekatnya adalah
individual (2) pembelajaran klasikal akan selalu dihadapkan dengan ketidak
tuntasan belajar (3) kalau peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan
diberikan pembelajaran kembali secara klasikal seperti pembelajaran utama,
peserta didik akan mengalami kesulitan yang serupa (4) rangkuman dan advance
organizer merupakan strategi pembelajaran untuk memudahkan pemahaman materi.
B.
Tujuan Remedial
Tujuan guru
melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan
menguasai kompetensi yang telah ditentukan agar mencapai hasil belajar yang
lebih baik. Secara umum tujuan kegiatan remdiasi adalah sama dengan
pembelajaran pada umumnya yakni memperbaiki miskonsepsi siswa sehingga siswa
dapat mncapai kompetensi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang
berlaku. Secara khusus kegiatan remediasi bertujuan membantu siswa yang belum
tuntas menguasai kompetensi ditetapkan melalui kegiatan pembelajaran tambahan.
Melalui kegiatan remediasi siswa dibantu untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dihadapinya.
C.
Fungsi Remedial
Remedial
berfungsi sebagai korektif, sebagai pemahaman,sebagai pengayaan, sebagai.,
sebagai Fungsi akselerasi( percepatan belajar), dan berfungsi sebagai trapiutik
( melalui kegiatan remedial, guru dapat membantu mengatasi kesulitan belajar
siswa yang berkaitan dengan aspek sosial dan aspek pribadi, seperti merasa
dirinya kurang berhasil dalam belajar, sering merasa rendah diri, atau
terisolasi dalam pergaulan dan teman sejawatnya, dengan remedial, dapat
membantu rasa percaya diri siswa, sehingga bersangkutan dapat meningkatkan
hasil belajar dengan baik).
D.
Prosedur
Remedial
Dalam
melaksanakan kegiatan remedial sebaiknya mengikuti langkah-langkahseperti: :
1)
Analisis Hasil
Diagnosis
Seperti yang telah Anda ketahui,
diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa yang
diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis guru akan
mengetahui para siswa yang perlu mendapatkan bantuan. Untuk keperluan kegiatan
remedial, tentu yang menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar yang ditunjukkan tidak tercapainya kriteria
keberhasilan belajar. Apabila kriteria keberhasilan 80 %, maka siswa yang
dianggap berhasil jika mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, sedangkan
siswa yang mencapai tingkat penguasaannya di bawah 80 % dikategorikan belum
berhasil.
Mereka inilah yang perlu mendapatkan
remedial. Setelah guru mengetahui siswa-siswa mana yang harus mendapatkan
remedial, informasi selanjutnya yang harus diketahui guru adalah topik atau
materi apa yang belum dikuasai oleh siswa tersebut. Dalam hal ini guru harus
melihat kesulitan belajar siswa secara individual. Hal ini dikarenakan ada
kemungkinan masalah yang dihadapi siswa satu dengan siswa yang lainnnya tidak
sama. Padahal setiap siswa harus mendapat perhatian dari guru.
2) Menemukan Penyebab Kesulitan
Sebelum Anda merancang kegiatan
remedial, terlebih dahulu harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan
dalam menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesuliatan ini harus
diidentifikasi terlebih dahulu, karena gejala yang sama yang ditunjukkan oleh
siswa dapat ditimbulkan sebab yang berbeda dan faktor penyebab ini akan
berpengaruh terhadap pemilihan jenis kegiatan remedial.
3) Menyusun
Rencana Kegiatan Remedial
Setelah diketahui siswa-siswa yang
perlu mendapatkan remedial, topik yang belum dikuasai setiap siswa, serta
faktor penyebab kesulitan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
pembelajaran. Sama halnya pada pembelajaran pada umumnya, komponen-komponen
yang harus direncanakan dalam melaksanakan kegiatan remedial adalah sebagai
berikut;
a. Merumuskan
indikator hasil belajar
b. Menentukan
materi yang sesuai engan indikator hasil belajar
c. Memilih
strategi dan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa
d. Merencanakan
waktu yang diperlukan
e. Menentukan
jenis, prosedur dan alat penilaian.
4) Melaksanakan
Kegiatan Remedial
Setelah kegiatan perencanaan remedial
disusun,langkah berikutnya adalah melaksanakan kegiatan remedial. Sebaiknya
pelaksanaan kegiatan remedial dilakukan sesegera mungkin, karena semakin cepat
siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya, semakin besar kemungkinan
siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.
5) Menilai
Kegiatan Remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya
kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus dilakukan penilaian. Penilaian
ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji kemajuan belajar siswa.Apabila siswa
mengalami kemauan belajar sesuai yang diharapkan, berarti kegiatan remedial
yang direncanakan dan dilaksanakan cukup efektif membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa tidak mengalami kemajuan dalam
belajarnya berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan kurang
efektif. Untuk itu guru harus menganalisis setiap komponen pembelajaran.
E.
Strategi dan
Teknik Remedial
Beberapa teknik
dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial antara
lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu (2) diskusi/tanya jawab (3)
kerja kelompok (4) tutor sebaya (5) menggunakan sumber lain. (Ditjen Dikti,
1984; 83).
1) Pemberian Tugas
Dalam pemberian
tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain dengan pemberian
rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara kelompok, pemberian
advance organizer dan yang sejenis.
2) Melakukan aktivitas
fisik, misal demosntrasi, atau praktek dan diskusi
Ada konsep-konseps yang lebih mudah
dipahami lewat aktivitas fisik, missal contoh, memahai bahwa volume fluida
tidak beuabah kalau berada di dalam wadah yang berbeda bentuknya. Anda
sebaiknya menggunakan berbagai media dan alat pembelajaran sehingga dapat
mengkonkritkan konsep yang dipelajarinya, selain itu hendaknya Anda banyak
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengunakan media terebut, karena siswa
pada umumnya perkemangan berpikir mereka berada pada tingkat operasional
konkrit. Mereka akan dapat mencerna dengan baik konsep yang divisualisasikan
atau dikonkritkan.
3) Kegiatan Kelompok
Diskusi kelompok dapat digunakan guru
untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Yang perlu diperhatikan
guru dalam menetapkan kelompok dalam kegiatan remedial adalah dalam menentukan
anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa, jika
diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu
memberi penjelasan kepada siswa lainnya.
4) Tutorial Sebaya
Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai
kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini seorang guru meminta bantuan kepada siswa
yang lebih pandai untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa
yang dijadikan tutor bisa berasal dari kelas yang sama atau dari kelas yang
lebih tinggi. Apabila menggunakan tutor yang sebaya sangat membantu sekalai,
karena tingkat pemahaman dan penyampaian tutor yang sebaya lebih dimengerti
oleh siswa yang bermasalah, selain itu mereka tidak merasa canggung dalam
menanyakan setiap permasalahan karena usia mereka sama sehingga mudah
dimengerti olehnya.
5) Menggunakan
Sumber Lain
Selain dengan pembelajaran ulang,
kegiatan kelompok, tutorial, guru juga dapat menggunakan sumber belajar lain
yang relevan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan memahami materi
pelajaran. Misalanya guru meminta untuk mengunjungi ahli atau praktisi yang
berkaitan dengan materi yang dibahas, misalnya ”bagaimana cara mencangkok ”
siswa dapat mendatangi tukang kebun yang kegiatan sehari-hari memang mencakok.
Atau juga siswa diminta membaca sumber lain dan bahkan kalau mungkin
mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian yang sesuai dengan
materi yang dipelajari.
1. Pelaksanaan
Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial pada hakikatnya
adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau
kelambatan belajar.Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran,
fungsi kegiatan remedial adalah:
1) Memperbaiki
cara belajar siswa.
2) Meningkatkan
siswa terhadap kelebihan dan kekurangan dirinya.
3) Menyesuaikan
pembelajaran dengan karakteristik siswa
4) Mempercepat
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
5) Membantu
mengatasi kesulitan dalam aspek sosial dan pribadi siswa.
Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan
pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan
(preventif), setelah kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar (kuratif), atau selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran biasa. Langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam kegiatan remedial adalah:
1) analisis hasil
diagnosis kesulitan belajar,
2) menemukan
penyebab kesulitan,
3) menyusun
rencana kegiatan remedial,
4) melaksanakan
kegiatan remedial, dan
5) menilai
kegiatan remedial.
2. Diagnosis
Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar
dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang dan berat.
ü Kesulitan
belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di
saat mengikuti pembelajaran.
ü Kesulitan
belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang
berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan, dsb.
ü Kesulitan
belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri
mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra¸tuna daksa, dsb.Teknik yang dapat
digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat
(prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara,
pengamatan, dsb.
ü Tes prasyarat
adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan
untuk mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat
ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
ü Tes diagnostik
digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi
tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik
mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian, atau
perkalian.
ü Wawancara
dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali
lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik.
ü Pengamatan
(observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar
peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun
penyebab kesulitan belajar peserta didik.
3. Bentuk
Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar
yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan
berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial
antara lain:
ü Pemberian
pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang
dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian,
penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian
besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami
kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan
menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
ü Pemberian
bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran
klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak
lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan
perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial
dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum
berhasil mencapai ketuntasan.
ü Pemberian tugas-tugas
latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas
latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill)
untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
ü Pemanfaatan
tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar
lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang
mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
G.
Waktu
Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Terdapat
beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial
dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan
pada setiap akhir ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau
akhir semester. Ataukah pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta
didik mempelajari SK atau KD tertentu? Pembelajaran remedial dapat diberikan
setelah peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK
terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan
pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu. Mengingat
indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam
mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat
juga diberikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa
KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan
kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan
SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.
Hasil belajar
yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari
penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui
postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil
diperoleh melaluiulangan harian, ulangan tengah semester
dan ulangan akhir semester.
H.
Evaluasi
Pengajaran Remedial
Untuk
mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, harus
dilakukan penilaian. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji
kemajuan belajar siswa. Apabila siswa mengalami kemauan belajar sesuai yang
diharapkan, berarti kegiatan remedial yang direncanakan dan dilaksanakan cukup
fektif membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tetapi, apabila siswa
tidak mengalami kemajuan dalam belajarnya berarti kegiatan remedial yang
direncanakan dan dilaksanakan kurang efektif. Untuk itu guru harus menganalisis
setiap komponen pembelajaran.
Evaluasi dan
Follow Up; cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah
seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa
pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan
masalah yang dihadapi peserta didik. Berkenaan dengan evaluasi pengajaran
remedial. Kriteria-kriteria keberhasilan pengajaran remedial yaitu:
ü Berkembangnya
pemahaman baru yang diperoleh peserta didik berkaitan dengan masalah yang
dibahas
ü Perasaan
positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan,
dan
ü Rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peserta didik sesudah pelaksanaan remedial
dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah belajar yang
dialaminya.
Sementara itu,
Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan beberapa kriteria
dari keberhasilan dan efektivitas remedial yang telah diberikan, yaitu apabila:
1) Peserta didik
telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi.
2) Peserta didik
telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.
3) Peserta didik
telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya
secara obyektif (self acceptance).
4) Peserta didik
telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release).
5) Peserta didik
telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
6) Peserta didik
mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan
mengambil keputusan secara sehat dan rasional.
7) Peserta didik
telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha–usaha perbaikan dan penyesuaian
diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan
yang telah diambilnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda.
Sesuai dengan kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka
permasalahan yang dihadapi berbeda-beda pula. Dalam melaksanakan pembelajaran,
pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi peserta didik.
Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran
tuntas, peserta didik yang gagal mencapai tingkat pencapaian kompetensi yang
telah ditentukan perlu diberikan pembelajaran remedial (perbaikan). Beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemberian pembelajaran remedial antara
lain adaptif, interaktif, fleksibel, pemberian umpan balik, dan ketersediaan
program sepanjang waktu.
Sebelum memberikan pembelajaran remedial, terlebih dahulu pendidik perlu
melaksanakan diagnosis terhadap kesulitan belajar peserta didik. Banyak teknik
yang dapat digunakan, antara lain menggunakan tes, wawancara, pengamatan, dan
sebagainya.
Setelah diketahui kesulitan belajarnya, peserta didik diberikan
pembelajaran remedial. Banyak teknik dapat digunakan, misalnya pembelajaran
ulang dengan metode dan media yang berbeda, penyederhanaan materi, pemanfaatan
tutor sebaya, dan sebagainya.
B. Saran
Adapun hal
yang dapat penulis sarankan adalah dalam
memberikan pembelajaran remedial perlu dipertimbangkan kapan pembelajaran
tersebut diberikan. Sesuai dengan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi dan
pembelajaran tuntas, maka pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta
didik satu atau beberapa kompetensi dasar. Untuk mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik setelah menempuh remedial, perlu diberikan tes ulang.
DAFTAR
PUSTAKA
Depdiknas.
2008. Sistem Penilaian KTSP: Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Pengayaan.
Armiati, dan Yulna Dewita. 2012. Perencanaan
Pengajaran Ekonomi. Padang : Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Padang
http://www.gurukelas.com/2012/02/tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-remedial.html. diakses tanggal 28 Oktober 2013
http://uticom.blogspot.com/2009/12/konsep-dasar-pengajaran-remedial-1.html. diakses tanggal 28 Oktober 2013
http://uticom.blogspot.com/2009/12/konsep-dasar-pengajaran-remedial-2.html. diakses tanggal 28 Oktober 2013
http://uticom.blogspot.com/2009/12/konsep-dasar-pengajaran-remedial-3.html. diakses tanggal 28 Oktober 2013
http://yogabudibhakti.wordpress.com/2012/03/14/remedial-dan-pengayaan/. diakses tanggal 28 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar